Sebuah Parodi
Kenalin namaku Asukribo, aku sering dipanggil Su, Asu, Bo, Kribo dan beberapa ada yang manggil aku Njing, padahal wajahku blas ga ada mirip-miripnya sama famous-famous KPOP. Aku sering dibilang pemuda sok tau oleh teman-teman sebayaku. Akhir-akhir ini aku kepikiran kenapa Indonesia harus hutang sih untuk membangun negeri ini? Indonesia kan memiliki anak-anak muda yang banyak, tanahnya subur, lautnya luas, alamnya bagus, cuacanya tropis. Kenapa sih harus ngutang? Atau justru karena anak-anak mudanya banyak, tanahnya subur, lautnya luas, alamnya bagus, cuacanya tropis itu kita harus ngutang. Hasil utangan dijadikan modal untuk memaksimalkan potensi-potensi yang tadi aku sebutin biar potensi itu menjelma menjadi energi negara yang akhirnya akan mendatangkan laba alias profit untuk membayar hutang dan kemudian Indonesia move on dari yang asalnya negara selatan menjadi negara utara, dan setelah menjadi negara utara terus Indonesia akan membantu negara-negara selatan agar segera menyusul Indonesia menjadi negara utara juga? Oh iya maksud negara utara itu negara kaya dan negara selatan itu negara miskin.
Atau Indonesia ngutang untuk membantu warga miskinnya agar tetap bisa makan layak, bisa mbeli bengsin agar mobilitasnya lancar, agar nelayan bisa mbeli solar untuk menggerakkan perahu kecilnya atau malah biar nelayan di Indonesia ngredit kapal besar dengan bunga yang ga mencekek leher? Haduh sebagai anak muda Indonesia yang kurang piknik dan galau aku cuman bisa mengira-ngira kenapa kok Indonesia mau-maunya ngutang. Bikin manisan pakek buah jambu, maafkan daku bila tak berilmu, menurut logika ku yang cuman sedalam got mampet, kalau orang atau bangsa sampai ngutang, artinya orang atau bangsa itu minus hidupnya, minus hidupnya artinya miskin. Indikator miskin menurutku ya gak punya tabungan, gak punya saving, gak punya aset, buat makan aja ngepas banget, dan itu pun kurang gizi, ngenes banget kan. Jadi apa iya Indonesia seperti itu? Mungkin kasta-kasta S-2, S-3, pengusaha besar, diplomat ulung, jendral-jendral besar yang sudah mengenyam manis kehidupan, membuang pait getir kehidupan bisa menjawab pertanyaan semacam ini dari diriku yang masih hijau.
Punya hutang tuh rasanya ga enak, kepikiran mbayarnya, nanti kalau gak mbayar kena penalti, kena black list, kena denda, kena pengambilan paksa, kena terror debt collector, aduh mencret deh kalau udah begitu urusannya. Tapi mungkin aku aja kali ya yang terlalu bodoh menahan rindu (halah malah nyanyi lagunya sila on sepen), pasti petinggi negara Indonesia tidak sedangkal pemikiran aku pastinya, kalau aku repositioning menjadi petinggi negara dan punya kewenangan untuk mengambil policy, ini alasanku kenapa aku berani ngutang dan ngutang lagi. Eh ngutang gak porno kan ya, kan deket ama kutang. Aih malah bahas kutang, sorry. Oke back lagi. Ini dia alasanku kenapa aku berani ngutang kalau seandainya aku petinggi negara tadi:
- Aset negaraku sebagai energi pembangunan negara banyak. Aku tidak perlu pusing untuk bayar cicilan, karena secara hitungan teori profitku akan selalu menutupi beban utang termasuk bunga-bunganya kalau ada.
- Mengambil hutang adalah media untuk menjaga hubungan baik dengan negara lain. Kalau tidak ngutang takut dibilang sombong dan gak butuh bantuan, bisa mandiri. Kan gak enak banget kalau dituduh begitu, apalagi Indonesia benar-benar negara yang subur makmur loh jinawi, aman damai sejahtera. Indonesia harus menjaga agar kesenjangan sosial dengan negara lain tidak mencolok. hihihi.
- Punya simpanan rahasia yang bisa dijadikan pelunas hutang kapanpun situasi genting menyergap. Wah ini serem banget, maksudnya kalau pemberi hutang udah mencak-mencak hampir ngancam anu-anu, aku bisa segera lunasin utang itu.
- Aku yakin banget kalau anak-anak muda yang aku biayain sekolah S-2, S-3 di luar negeri, di negeri-negeri yang sudah lebih dulu kaya karena kepintarannya, kelak akan kembali. Mereka akan mengabdi untuk bangsa dan negara, sehingga bisa membantu menyelesaikan hutang negara, dan kelak besok bisa ganti peran, sebagai negara yang memberi hutang. Wah edan tenan kan ideku!
Nah itu dia alasan-alasan kenapa Indonesia berani ngutang versi Asukribo. Maafkan Asukribo si bocah ingusan yang tak tau apa-apa tapi ikutan sok-sokan menilai kebijakan dalam negeri bangsanya. Anggap saja Asukribo agak kurang 1 cm3. Hidup tidak boleh pesimistis, Ayo Ayo Ayo Ayo Ayo Hiduplah Indonesia Raya.
No comments:
Post a Comment