FIRSTWISNU MEDIA
firstwisnu media
Monday, June 4, 2018

Hikmah Al Fatihah Ayat VI Bersama Cak Nun

Ajaran Cak Nun yang paling aku ingat adalah ajaran untuk selalu mawas diri. Mawas diri yang berarti merasa diri bukanlah diri yang paling benar. Pelajaran ini membawa kebijaksanaan agar tidak menyalah-nyalahkan orang, agar tidak men-sesat-sesatkan orang dan merasa diri sendiri lah yang paling benar. Luar biasa bukan ajaran ini?

Cak Nun sungguh indah dalam mengalirkan ajaran mawas diri ini. Cak Nun mengalirkan ajaran mawas diri dengan ayat ke-6 surat Al Fatihah, yang terjemahnya,"Kepada Engkaulah kami meminta untuk menunjuki kami jalan kebenaran, kebajikan dan membawa kepada kebahagiaan." Benar-benar terasa menyentuh dan mengena. Siapa orang Islam yang tidak kenal dengan ayat ke-6 Surat Al Fatihah ini? Minimal ayat ini dibaca 17 kali dalam sehari, tidak peduli apakah dia Kyai, dia Santri, dia Polisi, dia TNI, dia Presiden atau dia Jongos. Ayat yang sangat dahsyat yang begitu gagah mengendapkan semua partikel kesombongan manusia tentang merasa paling benar.

Bisa dibayangkan apabila semua umat Islam di dunia ini betul-betul memahami warning dari Cak Nun ini. Maka seluruh umat Islam akan mengedepankan sifat rendah hati, sifat baik sangka kepada saudara muslim lainnya yang berbeda dalam beberapa hal. Tidak akan ada preseden kekerasan fisik maupun psikis.

Menurut Cak Nun, umat Islam masih meributkan hal-hal yang tidak perlu diributkan. Semisal meributkan yang benar itu telunjuk dibuka langsung atau dibuka setelah selesai membaca syahadat dalam duduk tashahud awal dan akhir. Menurut Cak Nun, hal ini seperti meributkan getuk dan sawut, padahal getuk dan sawut ini sama-sama dari ketela. Cak Nun menunjukkan rambu yang jelas mengenai ibadah mahdhah dan muamalah. Dalam ibadah mahdhah kita harus menuruti petunjuk yang sudah ada, sedangkan dalam ber-muamalah kita boleh melakukan apa saja sebatas tidak melanggar larangan Allah dan Rasulullah.

Kesan saya ketika saya mendengar lontaran-lontaran ilmu dari Cak Nun adalah Cak Nun sudah berada pada kedudukan bapak bangsa. Bukan membesar-besarkan, Cak Nun yang medar sabda pada acara-acara Sinau Bareng bersama Kyai Kanjeng selalu memberikan ilmu yang lembut dan hiburan yang segar. Ilmu yang lembut ini maksud saya adalah ajaran untuk fokus pada diri sendiri agar semakin mengenal diri, mengaktualisasi diri, memperbaiki diri, tanpa menyalah-nyalahkan pihak lain, apalagi berharap pihak lain untuk menuruti kehendak kita. Hiburan yang segar pasti tersaji baik dari candaan Cak Nun ketika membahas sesuatu dalam acara Sinau Bareng-nya atau hiburan dari Kyai Kanjeng dan Bintang Tamu yang hadir dalam Sinau Bareng (Maiyah-an). Satu lagi yang Cak Nun selalu ingatkan adalah jangan sampai kita lupa mencari perhatian Allah dan mengambil hati Allah dengan cara bershalawat kepada Baginda Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

No comments: