FIRSTWISNU MEDIA
firstwisnu media
Saturday, November 12, 2016

Ingat Kembali Tuhan, Agama, Nabi dan Indonesia


Rasanya saya tak pantas menuliskan ini, saya orang yang begitu mengagumi ferrari dan motogp, makanan enak, barang mahal dan branded, hingar bingar musik serta memukaunya film holywood. Walau demikian saya masih berharap saya bukan setan dari golongan manusia, saya masih ingat berdoa ketika mau makan, mau masuk kamar mandi, mau minum, mau pergi, dan saya masih ingat cara bersyukur ketika saya mendengar kabar ayah ibu saya sehat, saya masih ingat cara bersyukur ketika saya mendapati diri masih utuh sampai di rumah, berada di antara keluarga saya. Aamiin.

Sobat, saya hanya ingin menulis tentang perasaan sedih, bingung dan aneh saya melihat orang-orang sibuk mencari kelemahan dan kesalahan 'satru' politiknya, bahkan sampai ada cacian dan makian yang sangat tidak elok untuk disebutkan, apalagi ketika perseturuan ini mengikutsertakan agama. Agama selalu mengajarkan kebaikan, karena agama akar katanya adalah a (tiada) dan gamos (kekacauan). Betul kan ya tidak ada agama yang mengajar keburukan?

Dalam hidup saya, saya meyakini bahwa Allah melahirkan saya bukan untuk membenci sesama saya, saya meyakini Allah melahirkan saya untuk selalu ingat bahwa nanti saya akan dimatikan Allah, bahwa saya harus selalu berkeluh kesah kepada Allah ketika saya goyah dan lemah menghadapi ujian yang diberikan Allah dalam hidup saya, saya dididik Allah untuk selalu merendahkan diri saya kepada Allah, agar saya selalu minta-minta dan mengiba-iba kepada Allah, syukur-syukur saya bisa bermanfaat bagi sesama saya, kalau pun saya tidak bermanfaat, saya tidak mengganggu sesama saya dengan lisan dan tangan saya.

Nabi Muhammad yang dikisahkan kepada saya agar saya bisa mencontoh beliau pun mengajarkan kasih sayang. Sewaktu Nabi Muhammad menyelamatkan diri dari kejaran suadara-saudaranya sendiri di Mekkah, dan beliau memasuki Thaif, beliau malah diusir, dicaci, dimaki dan dilempari hingga terluka, Ya Allah sedihnya, hingga Rasul pun sampai di tapal batas Thaif dalam keadaan letih dan duka. Datanglah malaikat penjaga gunung, malaikat yang melihat kedukaan Rasul pun menawarkan jasa gratis untuk menjatuhkan gunung di atas Thaif, agar Thaif luluh lantak, tapi apa reaksi Rasul. Oh indahnya, oh lembutnya, oh... Rasul menolak dengan lembut tawaran malaikat itu, bahkan kemudian Rasul mendoakan kebaikan kepada penduduk Thaif, agar kelak keturunan penduduk Thaif memiliki peradaban yang baik. Rasul loh ini Rasul.... Manusia pilihan Allah, bukan manusia yang pagi bilang kedelai, sore bilang tempe kayak saya. Betapa indahnya ajaran keadamaian dari Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Rasul memberi suri teladan terbaik untuk memutus karma buruk. Kejahatan harus dibalas dengan kebaikan.

Mari kita sebagai saudara setanah air, sama-sama menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan. Kebenaran adalah misteri Allah yang tidak seorang pun mengetahui, kita hanya air mani hina yang dihidupkan, tak pantas saling benci, saling hujat. Jangan lupa ajaran Islam juga mendorong umat untuk tunduk dan patuh pada pengurus umat yang sedang berbakti mengabdi. Mohon maafkanlah saya yang bodoh, yang tak berilmu ini tapi memberanikan diri menyusun kalimat ini. Semoga rahmat Allah selalu tercurah pada kita semua. Kita hidup di Indonesia, negara maritim dengan aneka warna, aneka rupa, aneka rasa, aneka wahana, yang luar biasa membutuhkan semangat persatuan dalam kemajemukan. Jikalau memang ingin Indonesia ini mewujud Indonesia Raya, yuk mari sama-sama kembali ingat tentang indahnya saling menyayangi kepada sesama. Hormat saya Wisnu Guntoro.

No comments: