FIRSTWISNU MEDIA
firstwisnu media
Sunday, November 13, 2016

Penjelasan Ilmiah Mengenai Banjir di Bandung


Air akan mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Jadi ingat pelajaran ketika seumuran kelas 3 SD deh, hihihi, waktu itu belum sunat. Nah itulah sifat air. Pingin membahas ini karena setiap hujan deras kok terus muncul beberapa titik banjir. Kenapa hal ini bisa terjadi? Perisiwa banjir setelah hujan pasti dong berhubungan dengan sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.

Kalau sudah tau air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, manusia seharusnya mendesain suatu tata tanam tumbuhan di daerah tinggi dengan tanaman yang dapat mengurangi kelajuan air menuju ke daerah yang lebih rendah. Nah karena kelajuan air menuju daerah yang lebih rendah terkurangi, maka gerusan air atau yang ngetrend disebut erosi juga berkurang, dan kerusakan akibat erosi air pun dapat dikurangi. Jadi alangkah hebat dan bijaksananya apabila manusia tidak mengubah area pegunungan dan perbukitan menjadi area pemukiman atau pun area wisata yang tidak alamiah dan ramah lingkungan?

Air hujan akan mengalir ke segala arah yang intinya lebih rendah dari ketinggian asalnya dan tentunya ada yang meresap ke dalam tanah. Dari logika sederhana ini dapat ditarik sebuah hipotesa sederhana bahwa kita harus menyediakan lahan resapan air hujan sebanyak mungkin dan menyediakan jalan-jalan aliran air selancar mungkin. Nah pekerjaan inilah yang tidak mudah dilakukan di daerah padat penduduk. Penduduk yang padat tentu membutuhkan area yang lebih besar yang otomatis mengurangi porsi area resapan air dan lahan terbuka ramah lingkungan. Banyaknya penduduk tentu saja melahirkan sebuah tantangan sosial yang semakin kompleks, semisal bagaimana cara menanamkan nilai kerapihan, kebersihan dan keindahan lingkungan kepada penduduk. Sampah-sampah yang dihasilkan oleh suatu penduduk perlu dikelola dengan tepat, memang sampah itu pasti ada, namun semestinya sampah itu diolah bukannya dibuang.

Apabila sampah dibuang sembarangan tanpa memperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia sampah, maka bahaya akan muncul. Bahaya yang dapat muncul dari membuang sampah sembarangan adalah: tidak eloknya pemandangan, pencemaran air dan tanah, penyebaran penyakit, penyumbatan saluran air, penyempitan dan pendangkalan daerah aliran sungai. Wah serem ya bahaya membuang sampah sembarangan. Oleh karena itulah diperlukan tata kelola sampah yang baik dan benar. Kalau aliran sungai sempit, tersumbat, pasti air yang sifatnya akan menempati ruang yang dialaluinya akan meluap ke tempat yang tidak semestinya. Ada air yang sampai hati menjebol bendungan yang membendungnya, (wah baru tau air punya hati), ada air yang sampai tega meluap ke jalan raya, padahal air udah tau jalan raya itu digunakan oleh banyak pengguna jalan raya, bahkan ada yang harus cepat-cepat pulang, eh malah dibanjirin, air oh air, lebih parah lagi air ada yang kurang ajar sampai masuk ke ruang tamu dan garasi rumah penduduk bahkan tega menenggelamkan separuh isi rumah. Air oh air.

Lalu bagaimana caranya agar air ini lebih sopan kepada kita ya? Ya kalau menurut nasihat orang tua, apa yang kita tanam itulah apa yang akan kita tuai, maka lebih dahulu harus sopan terhadap air. Cara-cara yang dapat ditempuh adalah: (mohon maaf kalau ada unsur bercandanya)

  1. Menyadari bahwa hampir 80% tubuh manusia adalah air
  2. Dengan meyadari bahwa hampir 80% tubuh manusia itu air, semoga kita makin semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan semakin pandai membawa diri untuk kebaikan alam semesta.
  3. Berani move on meninggalkan zona nyaman tinggal di kota yang baru yang belum padat penduduk
  4. Kota yang sudah terlalu padat kalau dalam kimia bisa dianggap larutan jenuh, nah kalau sudah jenuh kan alangkah baiknya untuk di refresh. Caranya ya dengan pemerataan penduduk. Tapi ini sangat sulit sekali, mengingat darah dan ari-ari sudah terpaut di kota tersebut.
  5. Menanamkan kesadaran penuh bahwa perbukitan dan pegunungan adalah tempat tinggal para dewa
  6. Dengan kesadaran agak-agak gila ini, mungkin kita takut, kita gentar, kita kamigilanen untuk tinggal di bukit dan gunung, salah-salah nanti kita disebut dewa penjaga gunung. Hahahahaha. Kalau gunung tidak kita huni kan pepohonan keras dan komposisi arsitektur alamiahnya tidak rusak dan dapat melindungi kita dari banjir.
  7. Menganggap halaman rumah, saluran air dan sungai adalah warisan luhur yang suci dan sakral
  8. Nah ini lucu banget, karena saluran air dan sungai adalah warisan luhur yang suci dan sacral, tentu kita tidak akan berani melibas pekarangan menjadi beton dingin ,menodai aliran air dan sungai dengan sampah-sampah yang dapat mereka ngambek dan meluber ke mana-mana, ke jalan, ke rumah, ke bandara. Hahahaha.
  9. Meluangkan waktu berakrab-akrab dengan tetumbuhan dan mengajak mereka berbicara
  10. Nah kebiasaan menanam pohon inilah yang menyenangkan air. Bagi air, pohon adalah tempatnya bermain-main, tempatnya bersorak-sorak dalam lorong-lorong labirin yang hangat dan lucu. Air akan bahagia sekali kalau kita mengawinkan mereka dengan pepohonan.
  11. Membangun sebuah istana peristirahatan terakhir bagi air.
  12. Air yang sudah capek lari-lari, guling-guling, dan head bang dalam perjalanan tentu membutuhkan rest area terakhir yang damai, yang membuat air lebih santai dan relaks tidak emosi lagi. Bisa saja istana peristirahatan ini berupa danau yang luas dan indah dengan perahu-perahu romantis gratis dan kita sebut dengan Dana Cinta Tirta. Oh indah bukan?
  13. Silakan Bapak dan Ibu tambahkan sendiri agar lebih gurih dan nagihin serta ngangenin

Demikianlah sebuah hiburan sederhana dari hamba yang papa dan durjana serta gulita dalam ilmu. Salam olah raga. Di dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jiwa yang kuat hanya mengenal cinta tak kenal benci dan caci. Salam NKRI dariku, wisnu guntoro.

No comments: