Wanita adalah Tiang Negara, Ibu.
22 Desember 2017Dear ibu,
Hari ini aku merayakan hari ibu. Bagiku setiap hari adalah hari ibu, tidak harus menunggu 22 Desember untuk menyanjung ibuku...
Ibu adalah orang yang sangat hebat. Sebelum aku lahir, ibu rajin menuntut ilmu sebagai bekal kelak mengarungi bahtera kehidupan, berbakti pada Allah dan suaminya, mengasuh dan mendidik anak, menyusun menu sehat dan lain-lain yang sangat keibuan dan luar biasa. Ketika ibu sudah siap menikah, ibu memilihkan aku ayah terbaik. Ibu menjaga cinta dan keluarganya dengan tulus. Dalam sembilan bulan kehamilannya, ibu selalu bahagia dan memperjuangkan tumbuh kembangku dengan sangat gigih dan luar biasa. Ibu sudah pasrah dalam doa bila harus merelakan nyawa ibu ketika melahirkan aku. Ibu adalah makhluk Tuhan yang paling penyayang di atas bumi ini. Setelah lahir, aku diberi susu oleh ibu dalam pangkuan ibu. Susu yang menumbuhkan aku menjadi sehat, menjadi kuat dan selalu hebat di mata ibu. Ibu tak rela melihat aku menangis, ibu akan selalu berusaha membuatku tenang, nyaman dan bahagia.
Setelah aku lahir, ibu seakan tak berhenti memikirkanku, ingin selalu tahu kabar dan perkembanganku. Ibu menjadi ahli gizi yang memilihkan menu makanan untuk aku, tentunya makanan yang sehat dan enak agar aku semangat makan. Ibu mengajari aku untuk berbuat baik, Ibu juga yang menyuruh aku ikut lomba nyanyi karena aku suka sekali bernyanyi dan main gitar. Ibu tak pernah memaksa aku melakukan hal-hal yang tidak aku sukai. Entah bagaimana caranya, ibu seolah-olah mengetahui harus mem-bagaimana-kan aku. Ibu tak menaruh banyak keinginan kepadaku, ibu hanya berpesan kepadaku agar kelak aku bisa hidup mandiri, aku bisa menjaga perasaan orang lain dengan lisan dan tanganku, agar aku menjadi anak berbakti yang selalu ingat untuk mendoakan ibu dan ayah sepanjang hidupku, baik ketika ibu dan ayah masih hidup atau nanti telah meninggal dunia, ya itu saja. Ibu tak pernah minta-minta yang menurutnya aku tak bisa mengabulkannya. Ibu baik banget sama aku. Oh iya ibu juga berpesan kepadaku agar aku menghormati dan menghargai semua wanita, karena ibu juga wanita dan aku lahir dari wanita.
Ibu tau cepat atau lambat akan kehilangan aku karena aku menikah, baik aku laki-laki atau perempuan. Kalau aku laki-laki, pasti Ibu berharap aku tak lupa bahwa aku harus selalu berbakti kepadanya walaupun aku sudah menikah. Bila aku wanita sepertinya, pasti ibu ingin aku menerapkan semua pendidikan keibuan yang selama ini telah diajarkannya kepadaku, bahwa aku harus berbakti kepada suamiku, menjaga kehormatan keluargaku dan mendidik anak-anakku, karena wanita dan ibu adalah tiang-tiang negara. Ibu lah yang membuat negara menjadi kuat dan ibu jua yang bisa membuat negara menjadi rusak.
Terima kasih ibu.
No comments:
Post a Comment