Pada tanggal 7 Desember 2016, di Indonesia terjadi gempa di Aceh, tepatnya di daerah Pidie. Gempa adalah peristiwa alam yang sulit diprediksi dan dapat mengakibatkan korban. Mari kita pelajari sedikit tentang gempa.
Mengapa Terjadi Gempa?
Ternyata lempengan bumi yang ada di perut bumi dapat mengalami perubahan keadaan bila ada cukup gaya tarik atau dorong yang bekerja pada dirinya. Ketika lempengan mengalami tekanan, lempengan akan menyimpan energi potensial yang bisa dilepaskan ketika lempengan itu patah. Energi potensial regangan ataupun himpitan yang mendadak dilepaskan saat lempengan patah dapat menimbulkan getaran dalam bumi, ketika getaran itu melebihi ambang batas, maka getaran itu disebut gempa bumi. Jadi gempa bumi adalah goncangan yang terjadi di permukaan bumi, ketika lempengan batuan dalam perut bumi ada yang patah dan melepaskan energi potensial himpitan atau regangan secara mendadak. Bagian lempengan perut bumi yang patah disebut sebagai patahan.
Jenis-Jenis Patahan.
Patahan-patahan yang terjadi di perut bumi ada tiga macam, yaitu:
- Patahan Normal Patahan normal terjadi apabila lempengan bumi mengalami tarikan ke arah yang berlawanan akibat adanya gaya regangan dalam bumi. Patahan normal menyebabkan lapisan bumi di atas daerah patahan bergerak turun.
- Patahan Terbalik Patahan terbalik terjadi karena lempengan bumi mengalami gaya dorong yang sangat kuat dari sisi kiri dan sisi kanan patahan. Pada patahan terbalik, lempengan yang berada di atas daerah patahan akan saling menghimpit dan mendorong, sehingga bisa jadi menghasilkan gunung.
- Patahan Lalu Lalang Patahan lalu lalang terjadi karena pergerakan lempeng bumi di permukaan yang berlalu lalang dalam arah yang berlawanan. Gerakan lalu lalang lempeng bumi diakibatkan dari adanya gaya guntingan kulit bumi.
Gelombang Gempa
Gempa yang diakibatkan dari patahnya lempengan bumi akan menghasilkan getaran seismic yang akan merambat pada perut bumi dan permukaan bumi. Titik di dalam bumi yang menyebabkan gempa disebut fokus, sedangkan episentrum adalah titik di permukaan bumi yang paling dekat dengan pusat gempa dalam perut bumi.
Rambatan Getaran Gempa
- Gelombang Primer, gelombang P. Adalah gelombang tercepat yang merambat melalui material batuan. Gelombang ini menggerakkan material batuan searah dengan arah rambatnya.
- Gelombang Sekunder, gelombang S. Gelombang sekunder tidak secepat gelombang primer, gelombang sekunder hanya menggetarkan partikel-partikel batuan.
- Gelombang Permukaan. Gelombang permukaan ini bergerak sepanjang permukaan bumi. Gelombang permukaan merupakan jenis gelombang gempa yang terbesar dan terlambat. Gelombang permukaan justru paling merusak. Ketika bergerak di permukaan bumi, gelombang permukaan bisa bergerak seolah-olah menggulung tanah dan batuan yang dilewatinya, gerakannya seperti gerakan ombak, atau mungkin menggoncang dan mengayun.
Mempelajari Gempa
Ketika dua orang berjalan ke tujuan yang sama dengan kecepatan berbeda, akan ada satu orang yang lebih dulu mencapai tujuan itu. Dari prinsip itu, para seismologist menggunakan seismograf untuk mencatat magnitude gempa. Dengan seismograf itu, seismologist dapat mengetahui waktu datangnya magnitude dan menentukan titik episentrum gempa. Titik episentrum gempa bisa diketahui dari sekurang-kurangnya 3 data stasiun seismograf.
Skala Kekuatan Gempa dan Tsunami
Kekuatan gempa ditunjukkan dalam skala richter. Gempa yang sangat lemah memiliki skala richter sekitar satu. Gempa dengan skala richter 6-7 merupakan gempa yang kuat. Setiap kenaikan 1 skala richter menginformasikan bahwa kekuatan gempa 32 kali lebih kuat. Apabila pusat gempa berada pada dasar laut, maka gempa itu disebut tsunami. Tsunami menggerakkan air laut lebih banyak, ketika mendekati daratan kecepatan tsunami dan tinggi gelombangnya akan meningkat sehingga dapat merusak daratan.
Bagaimana Cara Meminimalisir Kerusakan Gempa?
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kerusakan akibat gempa adalah:
- Meletakkan benda-benda yang berat dan tajam di bagian bawah bangunan.
- Memasang sensor goncangan pada alat listrik dan gas. Sensor akan memutus aliran listrik ketika terjadi goncangan, sehingga dapat mencegah kebakaran akibat gempa.
- Ketika gempa terjadi, menjauh dari jendela dan segala sesuatu yang mungkin jatuh.
- Bila sedang berada di luar rumah, usahakan untuk menjauh dari tiang listrik dan benda-benda besar yang potensial rubuh.
- Menerapkan teknologi redam gempa pada bangunan dan struktur penting.
- Bangunan pencakar langit dilengkapi dengan fondasi baja dan karet yang diharapkan dapat meredam goncangan gempa.
- Saluran pipa bawah tanah dan bawah laut diganti dengan pipa yang akan segera bengkok bila ada goncangan yang kuat.
- Menggunakan batang terpilin dalam fondasi beton jalan raya dan jembatan.
- Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mengetahui potensi gempa bumi.
Nah temen-temen itu dia mengenai gempa bumi, gempa bumi tidak dapat diprediksi, selalu meminta perlindungan kepada Allah, selalu berusaha berbuat baik, dan selalu belajar giat untuk menemukan petunjuk-petunjuk baru. Terima kasih sudah berkunjung.
No comments:
Post a Comment