Tiga jurus maut ini bisa membuatmu menjelma menjadi trilyunan molekul oksigen di saat-saat ikan kehabisan nafas, latih kapan saja, dimana saja Bung!
Sebut saja orang ini bernama Andeng Andeng. Andeng Andeng masih rame dibicarakan di lini masa sosmed. Andeng Andeng yang terakhir menjabat sebagai gubernur daerah khusus sebuah kota konon memang mendapat penilaian kinerja yang baik saat melayani masyarakatnya. Tapi kenapa ya kok Andeng Andeng ini mengalami kejadian yang kurang mengenakkan di penghujung 2016 ini? Kan logikanya kalau kinerja dan performa saat bekerja melayani umat bagus, tidak akan mendapat sandungan kasus yang kurang mengenakkan dong ya. Sepertinya fenomena Andeng Andeng ini bisa dijadikan kaca benggala atau refleksi pribadi atau renungan pribadi agar kita juga bisa menjadi manusia yang lebih baik.
Setelah saya renungkan, hidup di Indonesia berbeda dengan hidup di Amerika atau Eropa. Di Amerika dan Eropa kita tidak membutuhkan basa-basi dan 'sopan-santun' yang lebih. Apabila saya melakukan bargaining position, maksudnya saya berandai-andai sebagai Andeng Andeng, saya kemungkinan besar akan melakukan hal-hal di bawah ini:
- Saya akan mencari bapak penasihat pribadi. Walaupun anggaplah saya sudah S-2 atau malah S-3 atau malah mungkin saya mendapat gelar doctor honoris causa, saya tetap membutuhkan second opinion yang jernih dan objektif. Hal ini sangat berguna untuk menghindarkan saya dari keterjebakan adigang, adigung dan adiguna. Adigang, adigung dan adiguna tuh apa lagi coba.... hahahahaha.
- Saya akan sangat menyadari bahwa saya sedang berada dalam posisi 'Boss of The City'. Hal ini akan mengingatkan saya untuk berpikir arif dan baik-baik sebelum menuturkan hal-hal yang bersinggungan dengan ranah orang lain. Walaupun katakan saya 91% bekerja melayani masyarakat saya, tetap saja dalam pola pikir masyarakat kebanyakan saya ini adalah 'Boss of The City' yang menurut mereka posisi saya basah dan setrategis, sekali lagi saya katakan setrategisss. Hahahahaha. Saya harus benar-benar melakukan semua dengan baik, pasti sebagai punggawa kepentingan publik, saya akan mendapat sorotan khusus dari masyarakat, ibarat kata saya salah sedikit saja melangkah, bisa tamat riwayat saya. Berabe banget deh!
- Saya akan menjadi seperti air. Maksudnya adalah saya akan mengikuti pola energi yang menghantam saya, saya rasakan dahsyatnya energi itu, dan dengan smooth akan saya antarkan energi itu ke tempat yang tenang dan stabil. Bahasa gampangnya adalah saya tidak akan menganggap semua lawan kebijakan saya adalah kumpulan orang salah dan sesat, dan saya bersama fansboy saya selalu benar, bukan begitu! saya akan membawa diri saya dengan sebaik mungkin dan se-cool mungkin pada berbagai situasi. Kalau meminjam istilah nenek moyang saya yang katanya orang pelaut, "Mancing kena ikannya, tapi jangan keruh air dan rusak alat pancingnya". Wasik tenan iki!
Jadi bekerja sebagai punggawa pelayan umat bukan semata tentang kinerja dan performa sudah baik atau belum, berani atau tidak, pintar atau tidak tapi ternyata gabungan dari semua elemen-elemen tentang bagaimana memanipulasi agar iklim kondusif di mata masyarakat dan tentang bagaimana mengalahkan lawan tanpa lawan merasa direndahkan. Dan yang lebih penting, menjadi pelayan umat harus bisa membuang warisan iblis yang sangat berbahaya, yaitu penyakit merasa diri paling baik dan paling hebat. Buset, bujubuneng, astaghfirullah, ilmu macam gini harus ditimba di mana yak? Bingung kan? Saya juga bingung, hehehehehe.
Saya dan teman-teman sebagai umat yang berjumlah besar juga tidak benar bila hanya berbangga karena berada di atas angin dengan jumlah yang banyak. Keunggulan jumlah yang banyak juga harus diikuti dengan semangat perbaikan, semangat untuk menjadi yang terdepan dan semangat konstruksi yang tinggi. Jumlah yang banyak tanpa semangat perbaikan dan semangat yang konstruktif hanya akan menyerupai buih di tepian pantai, yang keberadaannya hanya akan menjadi penghias keelokan pantai.
Nah anak-anak muda yang ingin menjadi pelayan umat, bekerjalah dari sekarang, milikilah mentor-mentor yang layak mengisi semangat dan ilham dalam jiwamu. Dekatkan diri selalu kepada Allah.
No comments:
Post a Comment