Seseorang dengan perilaku seks yang menyimpang, seperti lesbian (pelaku hubungan seks sesama wanita), gay (pelaku hubungan seks sesame pria), bisexual (pelaku hubungan seks dengan lawan jenis dan sesama jenis) dan transgender (merubah organ kelamin menjadi kelamin lawan jenis), atau sering disingkat LGBT akhir-akhir ini sering sekali dibicarakan di media. Dalam kitab suci Al Quran, perilaku LGBT ini tidak dibenarkan, diterangkan bahkan para pelaku seks menyimpang mendapatkan azab yang sangat keras. Seperti dicontohkan pada kaum Nabi Luth, kaum Nabi Luth yang melakukan penyimpangan seks, sodomi, diazab oleh Allah dengan gempa dahsyat sehingga mereka tewas di bawah timbunan tanah.
LGBT adalah perilaku seksual yang keliru dan para pelakunya musti diselamatkan dari kekeliruan ini sesegera mungkin. Jadi kalau ada yang bilang orang yang anti LGBT tidak menghormati HAM (Hak Asasi Manusia) itu keliru loh, karena hakikatnya setiap manusia yang dilahirkan di bumi ini lahir dalam keadaan baik, belum menyimpang, sehingga menjadi tugas orang tua dan lingkungan manusia itu untuk turut menjaga kebaikan sesama manusia, justru apabila pelaku LGBT kita biarkan dan kita berikan kebebasan kepada mereka untuk terus bergumul dengan kekeliruannya itu, maka kita sudah mencabik-cabik HAM para pelaku LGBT tersebut. Manusia dilahirkan oleh seorang ibu, ibu yang tentunya merupakan istri dari seorang suami (baca bapak atau ayah atau papa atau sebutan lainnya). Mereka (bapak dan ibu) adalah dua orang yang menikah secara resmi dan sah sesuai hukum agama dan negara. Nah artinya disini adalah kebutuhan biologis manusia ternyata sangat diperhatikan oleh Allah. Allah menyuruh manusia untuk tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dan Allah menyuruh kepada manusia untuk memelihara kemaluannya
Mungkin ada yang heran dengan LGBT, seperti saya. Sewaktu pertama kali saya mendengar LGBT, saya heran dan bertanya-tanya, “Kok bisa sih orang yang tadinya normal jadi LGBT?” Ternyata penyimpangan orientasi seksual ini ditularkan lewat pergaulan. Pelaku LGBT yang lama akan berusaha keras mempengaruhi calon korban pelaku LGBT baru agar mau menuruti keinginan mereka dan melayani keinginan ‘salah’ mereka. Bila calon korban sudah terjebak menjadi korban, pelaku dan korban akan merasa senasib sepenanggungan, dan mereka akan terus mencari korban berikutnya untuk mendapat pembenaran dari penyimpangan yang mereka lakukan. Intinya pelaku-pelaku LGBT ingin menjaring sebanyak-banyaknya korban kesalahan LGBT agar mereka merasa nyaman dan benar dengan kekeliruan yang selama ini mereka lampiaskan.
Nah guys, ini dia bahaya perilaku LGBT:
- Menularkan penyakit kelamin
- Meresahkan masyarakat
- Mengancam Kelestarian Peradaban Manusia
Karena aktivitas LGBT berhubungan dengan aktivitas seksual, tentu saja menimbulkan risiko sakit organ kelamin. Sakit organ kelamin yang bisa diderita adalah sifilis (raja singa) misalnya. Menurut studi daerah kelamin dan anus manusia merupakan habitat yang sangat disenangi oleh mikrobakteri penyebab penyakit kelamin. Sehingga manusia yang bergonta-ganti partner seks akan memiliki risiko penyakit kelamin.
LGBT dapat merusak keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Para orang tua tentu akan mudah terjebak dalam situasi paranoid terhadap aktivitas pergaulan anak-anaknya. Paranoid ini tentu akan membuahkan dilema, kalau anaknya terlalu dilarang bergaul akan kuper, kalau dibiarkan bergaul tanpa pembekalan spiritual juga sangat berisiko terjerumus ke dalam pergaulan yang salah, seperti LGBT atau Narkoba.
Dan ternyata dengan alasan nilai-nilai humanistis, LGBT ini memiliki sejumlah aktivis dan simpatisan loh, Wow. Namanya simpatisan dan aktivis, tentunya tidak malu-malu lagi terhadap kekeliruan mereka mengenai perilaku LGBT. Tentu saja hal ini sangat meresahkan kita sebagai masyarakat, nilai-nilai arif, bijaksana dan kemuliaan manusia yang sudah disusun rapi dalam aturan agama seperti dilecehkan begitu saja. Seakan-akan manusia digiring untuk bebas melakukan apa saja sesuai insting, naluri dan hawa nafsunya, miris.
Apabila perilaku LGBT yang dapat menular ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin bila kelestarian bangsa manusia bisa terancam, manusia sudah tidak lagi memandang pernikahan sebagai ibadah untuk menyempurnakan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah, namun manusia hanya melampiaskan keinginan mereka saja, akhirnya pernikahan tidak lagi memiliki misi mendapatkan keturunan yang shaleh, sehingga lama kelamaan manusia enggan untuk mendapatkan keturunan.
No comments:
Post a Comment